Mengapa Diabetesi Kurus
Pada penderita diabetes seringkali ditemukan kondisi penurunan berat badan yang hebat. Hingga seringkali gejala mengarahkan kecurigaan para dokter tentang diabetes selalu diawali dari penurunan berat badan.
Sayangnya penurunan berat badan ini tidak pernah dicari penyebab dan patofisioliginya. Akibatnya penanganan diabetes selalu tidak berubah dari waktu ke waktu. Selalu menyalahkan ketidak hadiran insulin dalam proses metabolisme glukosa.
Insulin akhirnya selalu jadi solusi tanpa memikirkan hubungannya dengan proses lain. Karena insulin yang jadi solusi, bisa dipastikan pasen diabetes jatuh ke dalam kondisi katastropik. Mengapa? Karena tubuh tidak pernah diberi kesempatan melakukan regenerasi melalui mekanisme autofagi.
Sebetulnya turunnya berat badan pasen secara cepat memberikan petunjuk aktifnya mekanisme autofagi. Hal ini jadi petunjuk jika diabetes tidak hanya melibatkan ketidak hadiran insulin. Diabetes melitus juga melibatkan aktivitas hormon glukagon. Lho kok? Bukankah hormon glukagon penting dalam proses autofagi?
Glukagon selama ini diyakini bekerja antagonis dengan insulin. Artinya, jika ada insulin maka glukagon tidak dilepaskan. Padahal reseptornya tidak bekerja seperti itu. Kadang glukagon dan insulin berbarengan tidak dilepaskan saat berada dalam pengaruh hormon somatotropin. Glukagon dan insulin kadang juga dilepaskan bersamaan setelah pemberian obat tertentu. Hal ini yang kadang memicu kondisi ketoasidosis.
Glukagon bekerja dengan cara mempengaruhi peroksisom dan lisosom. Lisosom akan melakukan autofagi di seluruh sel tubuh. Peroksisom akan mempengaruhi jaringan adiposa atau lemak.
Glukoneogenesis oleh glukagon akan menghasilkan kondisi hiperglikemik meski waktunya tidak lama. Glukoneogenesis juga akan mengakibatkan berkurangnya jaringan lemak. Selain hasil akhir glukosa, glukoneogenesis juga akan menghasilkan produk sampingan berupa air dan oksigen. Air akan dikeluarkan dalam bentuk keringat. Oksigen akan dipergunakan untuk oksidasi. Makanya saat berkeringat juga memberikan sensasi rasa segar karena peningkatan oksigen.
Awalnya peningkatan kadar glukosa darah akibat penghentian insulin mengakibatkan rangsangan sering kencing (poliuri). Poliuri akan mengakibatkan penurunan kadar glukosa darah. Penurunan kadar glukosa darah akan merangsang pelepasan glukagon.
Selanjutnya pelepasan glukagon akan merangsang terjadinya glukoneogenesis. Terus kembali berputar seperti di atas. Hingga saking banyaknya jaringan adiposa yang dipecah mengakibatkan turunnya berat badan.
Itu mengapa terjadi penurunan berat badan pada penderita diabetes melitus. Penurunan berat badan menunjukkan aktivnya mekanisme autofagi. Jadi jangan terlalu khawatir dengan penurunan berat badan ya. Apalagi memaksa banyak makan untuk menaikkan berat badan. Ikuti proses autofagi. Jaga asupan karbohidrat agar terkendali. Bukan pemberian insulin
Salam semoga menjadi inspirasi hidup sehat.
Ditulis oleh: dr. Dikdik Kodarusman
Referensi: Mengapa Diabetesi Kurus
Tags: